Indowebster and Garena Fan's Site, also talk about hobby, maintenance and lifestyle.

Jumat, 06 November 2009

Safety Riding


Meningkatnya penggunaan sepeda motor dari tahun ke tahun di satu sisi menggembirakan kalangan dunia otomotif, namun di sisi lain juga bisa berakibat tingginya resiko kecelakaan di jalan. Banyak pengendara motor yang tidak memahami cara berkendara yang aman dan nyaman. Hal ini yang mendasari PT Wahana Makmur Sejati (Wahana) memberikan pengetahuan safety riding kepada sejumlah wartawan dan beberapa perwakilan klub motor dan umum. Acara safety riding tersebut berlangsung baru-baru ini di Parkir Barat, Pekan Raya Jakarta, Kemayoran. 

Materi praktek yang diberikan berupa slalom, pengereman, melawati papan titian, dan rintangan bergelombang.

Mafaat dari slalom adalah untuk melatih skill, atau untuk menjaga irama keseimbangan tubuh saat menikung atau melalui jalan berliku. Dalam slalom ditekankan pentingnya pengontrolan body pengendara motor, dalam artian ketika belok motor lebih mengikuti arah body kita setelah stang. 

Pelatihan melewati jalan titian, juga sama, yakni guna menjaga keseimbangan tubuh. Hanya saja praktek meniti papan titian lebih kepada melatih keseimbangan tubuh ketika melewati jalan-jalan sempit. "Misalnya di Jakarta, kan kita sering melintas diantara sela-sela mobil. Ini perlu sekali agar kita tidak ceroboh, seperti stang menyenggol badan mobil atau spion mobil, atau menyenggol motor lain di sebelah kita," papar Dwi Supriyatno, instruktur Wahana

Sedangkan manfaat pelatihan melalui rintangan gelombang adalah melatih keseimbangan tubuh saat melewati jalan yang tidak rata, bergelombang atau berlubang. Di sini, sebaiknya pengendara secara bersamaan menggunakan rem depan dan rem belakang secara konstan jika mengerem dan mengatur irama kecepatan.

Untuk pengereman, dijabarkan pengereman yang ideal. Posisi mengerem yang benar menurut Dwi komposisi idealnya adalah 60:40. Artinya, menggunakan rem depan sebanyak 60% dan belakang 40%. Ini untuk menghindari terjadinya slip atau "ngebuang" pada salah satu roda ketika mengerem. 

"Latihan-latihan semacam itu dapat dilakukan semua pengendara sepeda motor pada tanah lapang yang cukup luas, seperti di PRJ ini," terang Dwi.

Dwi sangat menekankan pentingnya pengecekan motor, posisi tubuh atau pentingnya menjaga keseimbangan tubuh, dan pengereman. "Agar aman dan nyaman naik motor, sebelum jalan pastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit, cek semua komponen motor termasuk rem, pastikan semua kelengkapan berkendara seperti helm, jaket, sarung tangan dan sepatu. Bila sudah, jika nyetir pandangan harus fokus ke depan," papar Dwi. 

Motor dikatakan fit apabila rem berfungsi dengan baik, lampu-lampu termasuk lampu sen berfungsi dengan baik. Lalu tekanan ban juga sesuai dengan yang dianjurkan. Selain itu, ada dua spion yang layak (bukan spion asal tempel), dalam artian spion yang bisa melihat dengan jelas kendaraan atau benda di belakang. 

Menurut Dwi, bila sudah berada di jalan, jangan menurunkan kaki kanan bila berhenti. Jika dalam posisi macet yang menyebabkan pengendara motor menurunkan kaki, biasakan menggunakan kaki kiri. Bila menurunkan kaki kanan, maka resiko kaki kanan tersambar pengendara lain (motor dan mobil) cukup besar. "Karena posisi mendahului dalam lalu lintas di Indonesia berada di sebelah kanan," terang Dwi.

Berikut beberapa tips lain cara berkendara sepeda motor yang benar, yang didapat dari acara safety riding tersebut:
1. Ketika hendak jalan, lihatlah kebelakang guna memastikan apakah ada orang atau sesuatu di belakang kita. 
2. Posisi kedua tangan ketika memegang stang dibuat menyudut/menyiku, kedua tangan tidak dalam posisi tegang atau lurus. Dan posisi tubuh dalam keadaan rileks, tidak tegang atau kaku. 
3. Menggunakan empat jari ketika mengerem (rem depan). Tidak dianjurkan menggunakan dua jari karena selain tidak maksimal, putaran mesin masih belum berhenti secara full. 
4. Jarak pengereman dengan objek di depan kita sesuai dengan laju kecepatan. Misalnya, dalam kecepatan 60 km/jam, maka idealnya pengereman sudah dilakukan 60 meter dari objek di depan kita. 
5. Kedua kaki kita sejajar dengan "sayap" bagian luar sepeda motor (motor bebek), dan untuk jenis motor sport, maka kedua lutut kita harus menempel pada tangki. 
6. Jangan membawa barang melebihi daripada lebar stang. 
7. Ketika jatuh, sebaiknya motor dilepas, jangan dipegang. Ini untuk menghindari cedera yang lebih fatal akibat tertindih atau terbentur komponen-komponen motor

0 komentar:

Posting Komentar

SUMBER:

Semua artikel yang di tulis di blog ini berasal dari berbagai sumber.Artikel ini boleh di copas sesuka hati dan jangan lupa klik iklan di blog ini, sebagai bentuk dukungan anda bagi perkembangan blog ini. Jika ada link download yang mati, segera beritahu saya agar bisa cepat diperbaiki. Selamat berblogging ria.