Indowebster and Garena Fan's Site, also talk about hobby, maintenance and lifestyle.

Jumat, 06 November 2009

Busi Racing Buat Harian


Busi racing hanya pas di lintasan balap. Itu pasti, Bro. Tapi buat motor harian, entar dulu deh. Ente pikir-pikir dulu. Selain beda spek, busi racing juga gampang mati jika dipaksa untuk motor harian.

Sayang kan? Padahal harga tak murah. Bisa tongpes alias kantong kempes. Itu bukan karena busi racing kualitasnya payah. Tapi memang beda manfaatannya. Busi racing memang buat balap, bukan untuk harian. 

Lebih jelasnya begini bro. Setiap busi memiliki proses kerja pembakaran self-cleaner (SC). Bahasa sederhananya pembersihan sendiri. Nah, antara busi racing dan busi biasa itu, SC-nya berbeda. “SC busi racing bekerja pada suhu tinggi. Baru bekerja pada rpm tinggi,” jelas Babeng alias Sugiono, pakar pengapian yang dosen STT Wiworotomo, Purwokerto.

Artinya, kalau rpm enggak tinggi, maka pembersihan enggak jalan sempurna. Hasilnya jadi kerak. “Itu dia yang bikin busi mati,” tambah Babeng.

Tapi, jangan kecil hati. Kalo sampeyan kategori orang yang enggak sayang sama duit, bisa saja sih pakai busi racing. Syaratnya, kompresi mesin juga harus gede yang menghasilkan panas tinggi. Busi racing termasuk busi dingin cocok dipadu temperatur dahsyat. 

Agus S. alias Unyil, mekanik Sotokaw Racing, nambahin. Elektroda busi racing enggak cocok buat setelan basah. Pas dengan seting kering. “Jelas sangat riskan buat harian,” jelas Unyil, yang buka bengkel di Jl. Raya Rempoa, Jakarta Selatan.

Menurutnya, aplikasi untuk motor 4-tak mungkin agak bisa. Karena pengapian tanpa melibatkan oli. “Tapi, tetap saja harus menaikkan rpm,” tambah pria berbadan kecil.

Kalaupun mau nekat pakai busi racing buat harian, Babeng memberi isyarat. Pilih seri busi yang paling sesuai dengan kompresi harian. “Itu bisa dilihat dari kode busi racing. Misalnya ND atau NGK, rumusnya semakin kecil kode, maka semakin rendah pula SC-nya. Kan di serinya ada angka 6, 7 dan seterusnya.

Kalo merek Champion justru sebaliknya. Angka kecil, maka SC-nya gede. “Kuncinya itu saja. Tinggal pilih yang sesuai setelan kompresi motor yang diperlukan,” papar Babeng.

Toh, Babeng buru-buru ngomong pemakai harus siap pula jika umur busi enggak lama. “Ya, karena memang bukan pada tempatnya. Jalan harian kan tidak bisa selalu dalam RPM tinggi. Nah, itu yang sebabkan busi racing dipake harian enggak lama,” jelasnya. Ok, paham kan bro.

0 komentar:

Posting Komentar

SUMBER:

Semua artikel yang di tulis di blog ini berasal dari berbagai sumber.Artikel ini boleh di copas sesuka hati dan jangan lupa klik iklan di blog ini, sebagai bentuk dukungan anda bagi perkembangan blog ini. Jika ada link download yang mati, segera beritahu saya agar bisa cepat diperbaiki. Selamat berblogging ria.